Cerita Motivasi Islam. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh semua orang yang hidup di dunia adalah penyakit egoisme. Egoisme merupakan salah satu hal yang membuat seseorang hanya fokus pada dirinya sendiri. Jadi, seseorang dikatakan egois bila mereka hanya mementingkan dirinya sendiri sampai melupakan semua orang yang ada di sekitarnya yang juga punya hak atas dirinya tersebut.
Dari sinilah Nabi Muhammad SAW bersama dengan para sahabat memberikan contoh kepada umat muslim untuk mengendalikan keegoisan dan keangkuhan. Dengan begitu, setiap masyarakat akan saling mendukung antara satu dengan yang lain. Dengan mengontrol sikap egois itu pula akan membuat setiap orang bisa saling membantu dan tidak hanya mementingkan diri sendiri saja. Berikut ini adalah cerita motivasi Islam yang cukup menyentuh hati untuk mengikis sikap egois, antara lain:
Rasulullah, Gunakan Mantel Ini
Suatu malam, di kota Madinah cuacanya sangat dingin. Bahkan,di musim dingin tersebut suhunya sampai masuk ke dalam pori-pori tubuh. Saat itu, ada seorang wanita dari Anshar yang menenun mantel yang berasal dari beludru. Wanita tersebut membawa hasil tenunannya tersebut kepada Rasulullah SAW. Karena saat itu memang wanita tersebut ingin memberikan mantel ke Nabi.
Kemudian, beliau menggunakannya pertama kali saat bertemu dengan para sahabat. Ketika memakainya, ada pria dari kalangan Anshar yang sama seperti wanita tadi langsung melihatnya. Pria itu kagum dan berkata bahwa mantel tersebut sangat bagus sekali. Dia ingin meminta mantel tersebut dari Rasul. Seketika itupun nabi langsung melepaskan dan memberikannya. Padahal, saat itu sedang musim dingin dan nabi sedang membutuhkannya juga untuk menghangatkan diri.
Melihat hal tersebut, sahabat nabi melihat pria dari Anshar tersebut. Karena pria tersebut begitu berani meminta mantel kepada nabi. Saat para sahabat melihatnya, pria tersebut berkata bahwa dirinya lebih membutuhkan mantel dari Rasulullah. Karena dia ingin menggunakannya sebagai kafannya nanti ketika sudah meninggal dunia. Dari sinilah bisa diambil pelajaran bahwa kita harus menghilangkan sikap egois. Dimana masih ada banyak orang yang lebih membutuhkan daripada kita yang harus dibantu.
Kambing ini Untukmu
Cerita motivasi lainnya datang dari Mekah, Thaif, dan Khaibar yang telah berhasil ditaklukkan. Tempat itu memiliki harga yang begitu besar melimpah ruah. Bahkan, rampasan hasil perang terus saja mengalir. Salah satu bagian Rasulullah SAW dari hasil rampasan perang adalah kambing yang berasal dari antara 2 gunung. Setelah itu, ada seorang pria dari pedesaan Arab melihat kembing tersebut.
Pria itu berkata bahwa banyak sekali kambing disitu. Mendengar hal tersebut, Rasulullah SAW langsung bertanya pada pria desa tersebut tentang apakah dengan banyaknya kambing tersebut membuatnya heran? Pria itupun langsung menjawab iya, dia heran dengan polos. Saat itu juga, Rasulullah SAW langsung memberikan semua kambing tersebut ke pria tersebut.
Pria itu langsung takjub dan hampir tidak percaya. Bahkan, Rasulullah meyakinkan sekali lagi, bahwa jika dia mau, sekarang inipun pria tersebut boleh mengambil kambing tersebut. Dan kambing itu sah untuknya. Setelah itu, pria tersebut langsung berdiri dan menuju ke kambing tersebut sambil melihat ke sekitarnya. Kemudian, dia langsung mengambil kambing tersebut dan pulang ke kaumnya.
Sampai di kampungnya, pria tersebut langsung berkata pada kaumnya supaya memeluk agama Islam. Karena saat itu dirinya berkata telah bertemu dengan manusia yang terbaik. Yaitu, Muhammad. Karena beliau telah memberikan kambing tersebut. Pria tersebut berkata bahwa nabi Muhammad adalah orang yang tidak pernah takut miskin selama-lamanya. Sehingga, patut ditiru.
Allah Kagum!
Cerita lainnya datang dari seorang pria yang menemui Rasulullah. Saat bertemu, pria tersebut berkata pada nabi bahwa dirinya belum makan. Kemudian, Nabi meminta orang lain untuk menemui para istrinya. Dari orang suruhan itulah beliau bertanya pada istrinya tentang apakah mereka memiliki makanan? Kemudian, para istri datang dan memberikan 1 jawaban yang sama. Yaitu, tidak menyimpan makanan. Namun, mereka hanya memiliki air saja.
Saat itulah Rasulullah SAW kemudian langsung berdiri di antara para sahabat dan bertanya apakah ada yang mau menjamu pria tersebut? Setelah itu, ada seseorang dari kalangan Anshar yang mau menjamunya. Kemudian, beliau terburu-buru pulang dan bertemu istrinya. Saat itulah orang tersebut bertanya pada istrinya apakah ada makanan di rumah? Sayangnya sang istri menjawab tidak ada. Hanya ada makanan untuk anaknya saja.
Kemudian, pria itu langsung berkata untuk mengalihkan perhatian anak-anaknya dari makanan. Bila anak-anaknya ingin makan malam, pria tersebut meminta istrinya untuk membuat anaknya tidur. Setelah tamunya datang ke rumah, sang pria meminta istrinya meletakkan makanan dan memadamkan lampunya. Sehingga, tamu tersebut supaya mengira bahwa dirinya sedang makan bersamanya.
Dengan begitu, tamunya tidak akan merasa kikuk saat menyantap hidangan tersebut. Kemudian, pria tersebut meminta istrinya meletakkan makanan di tempat tamu tersebut. Saat tamu itu tiba, dia duduk sebentar dan menyantap makanannya. Di keesokan harinya, saat shalat subuh tiba, pria Anshar yang telah memberikan jamuan makan malam tersebut shalat ke masjid.
Setibanya disana, Rasulullah SAW berkata pada pria tersebut. Bahwa Allah sangat kagum dengan apa yang telah dilakukannya bersama sang istri. Karena mereka berdua tidak egois dan mau membagikan makanannya, meskipun sebenarnya dirinya sendiri tidak ada makanan untuk dibagi. Dari sinilah juga bisa diambil kesimpulan bahwa berbagi itu indah. Jangan pernah takut miskin, karena Allah tahu apa yang kita lakukan di dunia.
Saya Akan Melindungi Nabi
Kisah ini terjadi disaat sedang berperang. Saat itu ada seseorang yang didekat Nabi. Dia meminta Nabi tersebut untuk menundukkan kepala Rasulullah. Sehingga, beliau tidak sampai akan terkena anak panah. Dirinya ingin melindungi Rasulullah. Namun, tak lama kemudian ada anak panah datang mengarah ke Rasulullah. Saat itu, anak panah tersebut dilihat Thalhah.
Melihat hal tersebut, dia langsung menghadang panah tersebut dengan tangannya. Supaya anak panahnya tidak mengenai Rasulullah. Tentu saja karena hal ini membuat anak panah tersebut langsung merobek tangannya sampai mengucur darahnya. Hal ini sangat menyentuh hati sekali dan bisa dijadikan sebagai motivasi. Bahwa seharusnya kita jangan pernah takut apapun kecuali Allah. Hal ini sama seperti yang dilakukan oleh orang tersebut.
Saya Bersaksi untuk Yazid bin Sakan
Ketika Perang Uhud terjadi, Rasulullah SAW berdiri dan bertanya apakah ada yang mau mengorbankan dirinya untuk ini? Setelah itu, datanglah ada 10 pemuda yang berasal dari kalangan Anshar berusia 18 – 19 th. Satu per satu, pemuda tersebut gugur dan syahid. Yang terakhir adalah Yazid bin Sakan. Dirinya meninggal dunia tepat di bawah kaki Rasulullah karena ingin melindungi Nabi. Melihat hal itu, Rasulullah langsung berdo’a bahwa dirinya bersaksi Yazid bin Sakan sudah menjalankan tugasnya.